Formosa Belanda

Pemerintah Formosa

Regering van Formosa
荷蘭屬福爾摩沙
1624–1662
Bendera Formosa
Bendera
{{{coat_alt}}}
Lambang
Lokasi Formosa Belanda (magenta), Kerajaan Middag (oranye), dan Kepunyaan Spanyol (hijau) di Taiwan, sebuah peta tumpang-tindih dari pulau saat ini.
Lokasi Formosa Belanda (magenta), Kerajaan Middag (oranye), dan Kepunyaan Spanyol (hijau) di Taiwan, sebuah peta tumpang-tindih dari pulau saat ini.
StatusKoloni
Ibu kotaZeelandia (Anping, Tainan saat ini)
Bahasa yang umum digunakanBelanda, bahasa Formosa, Hokkien
Agama
Protestantisme (Gereja Reformasi Belanda)
kepercayaan animisme penduduk asli
kepercayaan tradisional Tionghoa
PemerintahanKoloni
Gubernur 
• 1624–1625
Marten Sonk
• 1656–1662
Frederick Coyett
Era SejarahZaman Penjelajahan
• Didirikan
1624
1661–1662
• Penyerahan Fort Zeelandia
1 Februari 1662 1662
Mata uangReal Spanyol
Didahului oleh
Digantikan oleh
Formosa Spanyol
krjKerajaan
Tungning
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "continent" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "country" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "region" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).

Pulau Taiwan, secara historis dikenal sebagai Formosa, berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda dari tahun 1624 sampai 1662. Dalam konteks Zaman Penjelajahan, Perusahaan Hindia Timur Belanda menunjukkan kehadirannya di Taiwan untuk berdagang dengan Kekaisaran Ming dan Jepang, dan juga menghalangi perdagangan Portugis dan Spanyol and aktivitas kolonial di Asia Timur.

Pada masa pemerintahan Belanda, terlihat perkembangan ekonomi di Taiwan, termasuk perburuan rusa berskala besar dan budidaya padi dan tebu dengan mendatangkan tenaga kerja bangsa Han dari Kekaisaran Ming. Belanda juga berusaha untuk mengubah agama penduduk asli Taiwan menjadi Kristiani, dan menekan aspek budaya tradisional yang mereka temukan tidak dapat diperkenankan, seperti pemburuan kepala, aborsi paksa dan ketelanjangan publik.[1]

Belanda tidak sepenuhnya disambut dan pemberontakan yang dilakukan baik oleh penduduk asli dan orang Han yang datang belakangan ditumpas oleh militer Belanda lebih dari satu kesempatan. Masa kolonial selama 37 tahun itu diakhiri dengan invasi oleh tentara Koxinga pada tahun 1667.

  1. ^ Hsu, Mutsu (1991). Culture, Self and Adaptation: The Psychological Anthropology of Two Malayo-Polynesian Groups in Taiwan. Taipei, Taiwan: Institute of Ethnology, Academia Sinica. ISBN 9789579046794. OCLC 555680313. OL 1328279M. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search